MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PENGANTAR TEKNIK INFORMATIKA
yang dibina oleh Bapak Septia Lutfi, S.Kom,
M.Kom
Disusun
oleh :
Nama : Sundoyo
Nim : 2114R0810
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
INFORMATIKA
DAN KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat
Allah SWT. Atas rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.Tak lupa Penulis juga menghaturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepadasemua pihak yang
telah mendukung dan membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “MAKALAH CLOUD COMPUTING” ini.
Penulis menyadari bahwa
makalah tersebut masih banyak adanya kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap akan kritik dan sarannya dari
segenap pembaca. Demikianlah semoga makalah yang telah dibuat tersebut dapat
bermanfaat bagi semuanya. Terimakasih
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi
saat ini mengalami perkembangankearah
pencapaian kemudahan dan kenyamanan luar biasa, sehingga kegiatan sehari-hari yang dianggap tidak mungkin dapat dikerjakan dalam
waktu singkat. Pengembangan teknologi computasi berbasis internet saat
ini lebih diarahkan pada proses aplikasi sistem yang mudah dan tidak memerlukan
banyak waktu atau tenaga. Permasalahan diperoleh dalam pengolahan sistem
jaringan. Apabila ada suatu perubahan program aplikasi internet pada server dalam
jaringan lokal, datanya harus di-instal ulang atau
disesuaikan kembali. termasuk pada pemakaian komputer biasa diperlukan sistem operasi dan program aplikasi. Sistem operasi
sangat menentukan program aplikasi. Kalau
pemakai memilih sistem operasi MS Windows misalnya, maka aplikasinya punharus
berbasis Windows. Demikian juga kalau sistemnya berbasis DOS, Linux, Mac, dan
sebagainya. Sekarang konsep teknologi
informasi Cloud Computing sedang hangat dibicarakan.Istilah Cloud
Computing mulai banyak didengar dan perkembangannya sangat luar biasa. Disebut-sebut teknologi Cloud
Computing dapat menghilangkan permasalahan yang dijelaskan diatas. Perusahaan-perusahaan besar di bidang IT pun
sekarang mencurahkan perhatiannya ke sana. Apa sebenarnya Cloud
Computing itu? Komputasi awan
merupakan istilah bagi dunia TI yang sistemnya hanya disewa. Maksudnya, dalam menerapkan teknologi ini, pelanggan diharuskan
untuk menyewa beberapa komponen kerja di TI, seperti server penyimpanan data hingga data center. Melihat dari tren ini, kita dapat memprediksi
masa depan, standard teknologi akan menjadi lebih sederhana karena ketersediaan dari banyak cloud service. Seluruh nama besar seperti IBM,Microsoft, Google, dan Apple,
saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar
terhadap teknologi awan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Cloud Computing?
2. Bagaimana mengenai sejarah Cloud Computing?
3. Apa manfaat Cloud Computing
?
4. Apa saja jenis dan layanan yang diberikan Cloud Computing?
5. Sistem kerja Cloud Computing?
6.
Tipe-tipe cloud computing
7. Bagaimana aspek keamanan dan privasi Cloud
Computing?
8. Apa saja keunggulan layanan Cloud Computing?
9. Apa saja kekurangan cloud computing?
C. . Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan
makalah ini antara lain :
1) Untuk memenuhi tugas dari
dosen mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2) Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi semua
pembaca termasuk penulis yang telah mencari infomasi perkembangan teknologi dan
referensi mengenai teknologi mengenai jaringan Cloud Computing
3)
Menjelaskan penjelasan
pengertian, sejarah, kelemahan, dan keunggulan
4) Untuk
mengetahui spesifikasi computer yang mendukung layanan Cloud Computing.
BAB II
PENJELASAN
Komputasi awan
(bahasa Inggris: cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi
komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan
(cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan
di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer
tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari
infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi
di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan
(as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di
dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya,
atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet
Computing" Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara
permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di
komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer
tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan
lain-lain."
Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk mensupport business process. Kata-kata “Cloud”
sendiri merujuk kepada simbol awan yangdi
dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet
cloud ).
Wikipedia
mendefinisikan
cloud computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server
digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dandata pada komputer atau perangkat lain pada saat
dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik”.
Gartner
mendefinisikannya
sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TIyang mudah dikembangkan dan lentur disediakan
sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester
mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti
perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan
menggunakan teknologi Internetdengan
cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”Agar
lebih mudah membayangkan skema Cloud Computing, silahkan lihat ilustrasi
berikut.
2.
Sejarah Cloud Computing
Sejarah cloud computing dimulai pada tahun1960-an,
John McCarth seorang pakar komputer dari MIT meramalkan bahwa suatu hari nanti
komputerisasi akan menjadi infrastruktur publik layaknya seperti berlangganan
listrik atau telepon. Kemudian pada akhir tahun 1990-an, lahir konsep ASP
(Application Service Provider) yang ditandai munculnya perusahaan pengolah data
center. Selanjutnya pada tahun1995, Larry Ellison, pendiri Oracle, melahirkan
wacana “Network Computing” pasca penetrasi Microsoft Windows 95 yang merajai
pasar software dunia pada saat itu. Ide itu menyebutkan bahwa PC tidak perlu
dibenamkan software yang membuat berat kinerja dan cukup diganti sebuah
terminal utama berupa server. Pada awal tahun 2000-an, Marc Beniof, eks Vice
President Oracle melansir aplikasi CRM berbentuk “software as a service”
bernama Salesforce.com sebagai penanda lahirnya cloud computing. Tahun 2005,
situs online shopping Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute
Cloud), diikuti Google dengan Google App Engine, dan IBM yang melansir Blue
Cloud Initiative.
Konsep
awal Cloud Computing muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh John McCarthy
yang berkata “komputasi suatu hari nanti akan menjadi sebuah utilitas umum” ide
dari cloud computing sendiri bermula dari kebutuhan untuk membagikan data untuk
semua orang di seluruh dunia. Mohamed J.C.R Licklider, pencetus ide ini,
menginginkan semua orang untuk dapat mengakses apa saja di mana saja. Dengan
munculnya grid computing, cloud computing melalui internet menjadi realitas.
Cloud
computing adalah sebuah mekanisme dimana kemampuan teknologi informasi
disediakan bukan sebagai produk, melainkan sebagai layanan berbasis internet
yang memungkinkan kita “meenyewa” sumber daya teknologi informasi (software,
processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan
sesuai kebutuhan kita dan membayar yang digunakan oleh kita saja.
Cloud
computing juga evolusi dari vrtualization,service oriented architecture,
autonomic dan utily computing. Cara kerja dari cloud computing bersifat
transparan, sehingga end-user tidak perlu pengetahuan, control akan, teknologi
insfratuktur dari cloud computing untuk dapat menggunakannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas mereka .merka hanya perlu tahu bagaimana cara
mengaksesnya.
Cloud computing merupakan
hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya terjadi fenomena grid computing,
virtualisasi, application service provision (ASP) dan Software as a Service
(SaaS). Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global sendiri
dimulai pada tahun ‘60-an. Saat itu muncul “Intergalactic computer network”
oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan ARPANET
(Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969. Beliau memiliki
sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa
mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun. Menurut Margaret
Lewis, Direktur Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa
yang kini kita disebut dengan cloud computing”. Para pakar komputasi lainnya
juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang
menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur
publik, sama seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun ‘60-an.
Semenjak tahun ‘60-an, cloud
computing telah berkembang berdampingan dengan perkembangan Internet dan Web.
Namun karena terjadi perubahan teknologi bandwidth yang cukup besar pada tahun
1990-an, maka Internet lebih dulu berkembang dibanding cloud computing. Dan
kini teryata terlihat bahwa pendorong utama cloud computing adalah karena
adanya revolusi Internet. Salah satu batu loncatan yang cukup drastis adalah
dengan adanya Salesforce.com di tahun 1999, yang merupakan pencetus pertama
aplikasi perusahaan dijalankan melalui Internet. Perkembangan berikutnya adalah
adanya Amazon Web Services di tahun 2006, di mana dengan teknologi Elastic
Compute Cloud (EC2), terdapat situs layanan web yang di komersialkan yang
memungkinkan perusahaan kecil dan individu untuk menyewa komputer atau server,
agar dapat menjalankan aplikasi komputer mereka.
Batu lompatan besar
lainnya datang di tahun 2009 dengan Web 2.0 mencapai puncaknya. Google dan
lainnya memulai untuk menawarkan aplikasi browser-based untuk perusahaan besar,
seperti Google Apps. “Kontribusi yang paling penting dari komputasi cloud
adalah munculnya “killer apps” dari penguasa teknologi seperti Microsoft dan
Google. Ketika perusahaan tersebut mengirimkan layanan dalam bentuk yang mudah
untuk di konsumsi, efek penerimaannya menjadi sangat luas”, menurut Dan
Germain, Chief Technology IT provider Cobweb Solution. “Faktor utama lainnya
yang mempengaruhi berkembangnya komputasi cloud antara lain matangnya teknologi
visual, perkembangan universal banwidth berkecepatan tinggi, dan perangkat lunak
universal”, menurut Jamie Turner sang pelopor komputasi cloud. Turner
menambahkan, “cloud computing sudah menyebar luas hingga kepada para pengguna
Google Doc. Kita hanya dapat membayangkan betapa besarnya ruang lingkup yang
sudah di capai. Apa saja dapat di lakukan dan dikirimkan melalui cloud”.
Perkembangan
Cloud Computing atau Komputasi Awan
Cloud computing saat ini sangat populer, selain dari pemain besar software
seperti Microsoft dan Google, perusahaan lain bermunculan hanya untuk menyediakan
layanan berbasis awan sebagai pengganti atau penyempurnaan aplikasi pada PC
hari ini. Beberapa dari perusahaan tersebut adalah Zoho.com, sebuah office
suite online, Evernote.com, merupakan sebuah situs yang ditujukan untuk catatan
online , dan RememberTheMilk.com, manajemen tugas online. Email yang tersedia
dalam bentuk web mail merupakan contoh yang sangat kecil dari teknologi cloud
computing. Dengan menggunakan layanan email seperti Gmail dan Yahoo Mail, orang
tidak perlu lagi menggunakan Outlook atau aplikasi desktop lainnya untuk email
mereka. Membaca email dengan browser memungkinkan dilakukan di mana saja
sepanjang ada koneksi internet.
Microsoft sebagai perusahaan software terbesar saat ini, melansir “Microsoft
Office 365” dan “Windows Azzure” sebagai sistem operasi (OS) berbasis komputasi
awan yang digadang-gadang akan menggantikan OS Windows yang ada saat ini.
Sementara itu Apple melansir “Mobile Me” untuk pengguna Mac yang
disinkronisasikan dengan teknologi Cloud Computing. Sedangkan Google yang sejak
10 tahun silam mengincar pengembangan teknologi ini mulai mengerahkan para
penggunanya dalam penerapan sederhana cloud computing melalui layanan “Google
Docs” dimana kita dapat memanfaatkan layanan secara online tanpa harus install
program. IBM juga telah meluncurkan produk pertamanya di teknologi ini sejak
tiga tahun silam yang bernama “LotusLive”. Tidak ketinggalan Hitachi Data
System (HDS) sebagai perusahaan data penyimpanan ketiga terbesar di dunia dari
Jepang menggarap “Leapdrive.com” sebagai salah satu layanan cloud computing
berupa ruang penyimpanan yang diminati publik saat ini.
3. Manfaat Menggunakan Cloud
Computing
v Dengan adanya cloud computing akan
mengubah paradigma perusahaan ataupun organisasi IT dalam
investasi teknologi komunikasi informasi.
"Investasi untuk
modal kapital berubah
menjadi biaya operasional dengan besaran
yang lebih efisien akibat Cloud computing,dan Ini
membuat para pengguna bebas berkreasi
dan tidak
perlu menyediakan infrastruktur (data
center, processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat
memiliki sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual
Disaat ini kebutuhan akan
pemakaian , pemeliharaan dan keamanan sistem informasi
semakin meningkat, mendorong perusahaan ataupun organisasi meningkatkan dan mengamankan sistem mereka, namun Karena perusahaan ataupun organisasi tidak memiliki sumber daya yang besar untuk membeli sistem untuk keperluan mereka dan bahkan untuk memelihara sistem informasi mereka ,terlebih lagi untuk mengamankan sistem tersebut maka kemungkinan besar Cloud Computing akan menjadi pilihan pertama dan kemungkinan besar akan berkembang, khusunya di Indonesia.
semakin meningkat, mendorong perusahaan ataupun organisasi meningkatkan dan mengamankan sistem mereka, namun Karena perusahaan ataupun organisasi tidak memiliki sumber daya yang besar untuk membeli sistem untuk keperluan mereka dan bahkan untuk memelihara sistem informasi mereka ,terlebih lagi untuk mengamankan sistem tersebut maka kemungkinan besar Cloud Computing akan menjadi pilihan pertama dan kemungkinan besar akan berkembang, khusunya di Indonesia.
v Bahkan dengan Cloud Computing, mereka
(perusahaan / organisasi) hanya menyewa layanan atau jasa dari penyedia Cloud
Computing. Seperti sudah dijelaskan
sebelumnya dengan Cloud Compuitng ini dapat mengurangi investasi awal dari
sebuah perusahaan atau organisasi yang membutuhkan pememakaian, pemeliharaan
dan keamanan sistem informasi yang lebih baik.
Dalam hal ini
investasi yang besar bagi sebuah perusahaan
atau organisasi akan berubah menjadi suatu sistem operasional
yang mudah dikelola, bahkan penyedia jasa seperti Software as a Service
(SaaS) yand ada di Cloud dapat menawarkan harga yang sangat rendah karena
faktor ekonomi.
Dengan Cloud Computing kita
tidak perlu lagi dikuatirkan dengan adanya kompleksitas Teknologi
saat ini. Perusahaan dan organisasi yang dalam usahanya menggunakan
Teknologi Informasi tidak perlu takut dengan hal-hal yang dapat mengancam
keamanan sistem informasi mereka dan bahkan dalam
hal peng-updatetan suatu Teknologi atau
aplikasi yang dipakai, karena semuanya itu bisa diserahkan kepada
penyedia layanan di Cloud Computing.
Cloud Computing
jangan dijadikan sebagai ―Core Business‖
bagi sebuah perusahaan tapi sebaliknya jadikan-lah Cloud
Computing ini sebagai ―Support Business‖, prinsip ini yang benar karena
Cloud Computing sebagai penunjang suatu
perusahaan dalam mengelola sistem informasi yang
ada di perusahaan tersebut dengan maksud
dan tujuan untuk kelangsungan bisnis dari perusahaan
tersebut, karena Cloud Computing memberikan solusi bagi perusahaan untuk meringankan
operasional perusahaan tersebut dalam hal pengolahan data.
Manfaat yang lain :
1.
Skalabilitas - Mudah meningkatkan kapasitas,
sebagai kebutuhan komputasi berubah,
tanpa membeli peralatan tambahan.
tanpa membeli peralatan tambahan.
2.
Accessibility - Akses data dan aplikasi melalui internet dari mana saja.
Mengurangi Biaya
3.
Shift Beban - Free staf TI
internal dari pembaruan dan isu-isu konstan.
Keprihatinan utama mengenai cloud
computing adalah keamanan dan kehandalan. Banyak
organisasi mengalami kesulitan mempercayai informasi mereka
dengan vendor pihak ketiga, dan juga
penyedia dipublikasikan padam telah meningkatkan
keprihatinan mereka mengevaluasi kebutuhan komputasi Anda, penting
untuk mempertimbangkan baik manfaat dan risiko dari Cloud Computing.
Sebagai contoh, data-kerugian yang mungkin baik itu dalam
Cloud Computing dan sistem perusahaan
tradisional, tetapi dalam banyak kasus vendor
Cloud Computing akan memiliki lebih banyak sumber
daya yang tersedia dengan cepat dan akurat
memperbaiki kegagalan ini.
Selain itu dengan teknologi
Cloud Computing (komputasi awan) akan memberikan
dampak lebih ekonomis dan sumber daya IT yang digunakan lebih
efisien, saat aplikasi bisnis dioperasikan dalam suatu lingkungan. Jasa
Cloud adalah bisnis yang paling cepat
tumbuh dan berkembang pendekatannya untuk
memberikan aplikasi dan layanan dari mana
saja ke pelanggan apapun, pada perangkat apapun.
Sebuah pergeseran yang terjadi dengan komputasi awan yang membentang di
alam teknologi dan bisnis, sebuah pergeseran yang dramatis akan mengubah bisnis
dan bagaimana menggunakan teknologi untuk memenuhi persyaratan. Dengan
Cloud Kemampuan untuk menangani tugas-tugas
penting, dapat dilakukan lebih efisien oleh
karena dilakukan oleh pihak ketiga,
apakah merupakan inti atau bukan inti dengan
bisnis anda, adalah sebuah model bisnis
yang umum
4.
Jenis layanan
yang Disediakan Cloud Computing
Secara umum, layanan
Cloud Computing dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu aplikasi / perangkat lunak,
platform, dan infrasturktur ( Software as a Service, Platform as a Service, dan
Infrastructure as a Service);
1. Infrastructure as
Service
Hal ini meliputi
seluruh penyediaan infratruktur IT seperti fasilitas data center, storage,
server, grid untuk virtualized server, dan seluruh komponen networking yang ada
didalam sistem cloud yang dikelola pihak ketiga. Sebagai pengguna, Pelanggan
hanya perlu login ke sebuah interface yang disiapkan oleh provider dan memilih
sendiri spesifikasi layanan yang dibutuhkan lalu membayarnya sesuai kapasitas
yang dipakai, pelanggan tidak perlu menunggu lama untuk dapat menggunakan
server sesuai kapasitas yang dibutuhkannya. Sinonim lainnya adalah Hardware as
a Service. Secara sederhana, kita “menyewa” infrastruktur atau hardware
provider Cloud Computing, seperti server space, network equipment, memory, CPU
cycle, dan storage.
Ada kasus
ketika konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengan
keinginan kita. Kita berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasi
server yang unik dan tidak dapat dipenuhi oleh penyedia PaaS. Untuk keperluan
seperti ini, kita dapat menggunakan layanan cloud computing tipe Infrastructure
as a Service (IaaS).
Pada IaaS,
penyedia layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti prosesor,
memori, dan storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedia layanan
tidak memasang sistem operasi maupun aplikasi di atasnya. Pemilihan OS,
aplikasi, maupun konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali kita.
Jadi, layanan
IaaS dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on-premise ke
data center millik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokal
rata-rata menyediakan layanan model IaaS ini, dalam bentuk Virtual Private
Server.
2. Platform-as-a-service
Adalah development platform berbasis web, dimana Anda bisa
menggunakannya untuk membuat sebuah aplikasi web. PaaS akan membuka kesempatan
bagi para developer dari berbagai tingkat pengetahuan, untuk mengembangkan
aplikasi secara cepat dan murah.
Selain itu, aplikasi yang dihasilkan bisa langsung dideploy dengan mudah,
tanpa harus melibatkan tenaga ahli untuk melakukannya,memungkinkan developer
untuk menghilangkan kekhawatirkan mengenai kebutuhan operating
system,infrastructure scaling, load balancing dan lainnya, sehingga mereka
tetap fokus pada application developmentnya. Contohnya adalah Google AppEngine,
yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan aplikasi di atas platform
Google, dengan menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan Django.
Sering terjadi, suatu aplikasi
software yang sifatnya package tidak dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis
kita. Demikian pula dengan SaaS, di mana aplikasi yang ditawarkan sebagai
layanan tidak sesuai dengan proses bisnis kita. Nah, pada skenario ini, kita
dapat menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a Service (PaaS).
Pada PaaS, kita membuat sendiri aplikasi
software yang kita inginkan, termasuk skema database yang diperlukan. Skema itu
kemudian kita pasang (deploy) di server-server milik penyedia jada PaaS.
Penyedia jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai dari
mengatur server-server mereka secara virtualisasi sehingga sudah menjadi
cluster sampai menyediakan sistem operasi di atasnya. Alhasil, kita sebagai
pengguna hanya perlu memasang aplikasi yang kita buat di atasnya.
Jika kita adalah perusahaan pembuat
software, PaaS juga memberi alternatif lain. Alih-alih memasang software di
server konsumen, kita bisa memasang software tersebut di server milik penyedia
layanan PaaS, lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk langganan. Dengan kata
lain, kita membuat sebuah SaaS.
Singkatnya,
dengan PaaS, kita membangun aplikasi kita sendiri di atas layanan PaaS
tersebut. Adapun contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft Azure dan
Amazon Web Services
3. Software-as-a-service
Adalah software atau aplikasi web-based interface, yang dideploy di sisi
pihak ketiga, sehingga dapat diakses melalui jaringan oleh setiap pelanggan.
Anda tidak perlu melakukan deployment aplikasi dari awal, tidak perlu membayar
lisensi software, maupun membeli seperangkat server untuk menjalankan aplikasi
yang Anda butuhkan. Anda cukup membayar aplikasi sesuai dengan penggunaan per
user yang dibayar secara rutin dengan mekanisme OPEX. Karena aplikasi ini
berbasis web, maka Anda hanya butuh koneksi internet dan sebuah browser untuk
menjalankannya. Contoh SaaS yaitu layanan CRM online Salesforce.com,
Zoho.com, dengan harga yang sangat terjangkau, menyediakan layanan SaaS yang
cukup beragam, mulai dari layanan word processor seperti Google Docs, project
management, hingga invoicing online. Layanan akunting online pun tersedia,
seperti yang diberikan oleh Xero.com dan masih banyak lagi. IBM dengan
Lotuslive.com nya dapat dijadikan contoh untuk layanan SaaS di area
kolaborasi/unified communication. Sayangnya untuk pasar dalam negeri sendiri,
masih sangat sedikit yang mau ber investasi untuk menyediakan layanan saat ini.
Sebenarnya kita sudah akrab dengan
layanan cloud computing melalui Yahoo Mail, Hotmail, Google Search, Bing, atau
MSN Messenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google Docs ataupun
Microsoft Office Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen
berbasis internet.
Di dunia bisnis, kita mungkin
familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM yang merupakan layanan
aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware dan software CRM di
server sendiri. Cukup berlangganan SalesForce.com maupun Microsoft CRM, kita
bisa menggunakan aplikasi CRM kapan dan dari mana saja melalui internet.
Kita tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi. Kita juga akan
selalu mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita
benar-benar hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut. Pembayaran biasanya
dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut. Dengan kata
lain, pay as you go, pay per use, per seat.
Nah, semua
layanan ini, dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung dipakai
oleh seorang pengguna, termasuk ke dalam kategori Software as a Services
(SaaS). Secara sederhana, kita langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yang
ditawarkan.
Contoh Perusahaan Pemberi Layanan Cloud Computing
- SaaS
Google,
seperti Google Docs, Gmail, GoogleCalendar, dll. Microsoft, seperti Microsoft
Office Web Apps, Microsoft Office Communication Online, Microsoft Dynamics CRM,
dll.
- PaaS
Google,
seperti Google App Engine, Google Web Toolkit, dll. Microsoft, seperti
Microsoft Windows Live, Microsoft Windows Azure, dll.
- IaaS
Amazon Web
Service, seperti Amazon Elastic Compute Cloud (EC2).
Skytap,
seperti Skytap Cloud(TM)
Hexagrid, seperti V3Cloud Reseller
Program
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, sistem ini
terbagi menjadi dua bagian: ujung depan dan ujung belakang. Mereka terhubung
satu sama lain melalui jaringan, biasanya adalah Internet. Ujung depan adalah
sisi pengguna komputer (user), atau klien (client), melihat. Bagian belakang
adalah “cloud” bagian dari sistem.
Gambar urutan depan, belakang
Ujung depan termasuk komputer klien (atau jaringan komputer)
dan aplikasi yang diperlukan untuk mengakses sistem komputasi awan. Tidak
sistem komputasi awan semua memiliki antarmuka pengguna yang sama. Layanan
seperti Web-based e-mail program memanfaatkan browser Web yang ada seperti
Internet Explorer atau Firefox. Sistem lain memiliki aplikasi unik yang menyediakan
akses jaringan untuk klien.
Di ujung belakang sistem adalah berbagai komputer, server dan
sistem penyimpanan data yang menciptakan “cloud” dari layanan komputasi. Secara
teori, sebuah cloud computer system dapat mencakup
hampir semua program komputer yang dapat anda bayangkan, dari data pengolahan
hingga video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki server khusus
nya sendiri.
Sistem Pengolahan Sistem
Sebuah server pusat mengelola sistem, memantau lalu lintas
dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sistem ini
mengikuti seperangkat aturan yang disebut protokol dan menggunakan jenis khusus
dari perangkat lunak yang disebut middleware. Middleware network memungkinkan
komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sebagian besar, server tidak
berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada kekuatan pemrosesan yang hasil
buangannya tidak terpakai. Maka akan memerlukan sebuah cara. Teknik ini disebut
virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output dari setiap server, virtualisasi
server mengurangi kebutuhan pada mesin dalam bekerja.
6. Tipe-Tipe Cloud Computing
6. Tipe-Tipe Cloud Computing
Merujuk
ke kata “Private”, Private Cloud sebenarnya menunjukkan suatu layanan cloud
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan suatu enterprise atau perusahaan, dan
bisa jadi layanan cloud ini di-hosting pada Datacenter milik Cloud Provider
seperti pada Amazon’s Elastic Compute Cloud (EC2) atau Simple Storage Service
(S3) maupun Datacenter milik enterprise itu sendiri, yang jelas layanan cloud
ini tidak bisa diakses secara umum atau bukan layanan yang terbuka buat publik
dan hanya bisa diakses oleh enterprise itu sendiri. Dan setiap enterprise
mempunyai kontrol langsung atas setiap aspek pelaksanaan Cloud: perangkat
keras, jaringan, sistem operasi dan perangkat lunak lain yang digunakan untuk
menciptakan Cloud itu sendiri; cara penerapan keamanan, bahkan API yang
digunakan (yaitu jika menggunakan sistem open source). Jadi kesimpulannya Private Cloud adalah infrastruktur layanan cloud
yang dioperasikan hanya untuk sebuah enterprise/organisasi/perusahaaan
tertentu, pelanggannya biasanya perusahaan dengan skala besar, infrastruktur
dapat dikelola oleh perusahaan itu sendiri atau oleh pihak ketiga dan lokasi
bisa on-site atau off-site.
Sebuah
public cloud, atau external cloud, adalah bentuk paling umum dari Cloud
Computing, di mana layanan yang dibuat tersedia untuk masyarakat umum dengan
cara pay-as-you-go. Pelanggan, baik itu merupakan pengguna individu
maupun perusahaan mengakses layanan yang disediakan oleh penyedia pihak ketiga
melalui internet, dimana sumber daya komputasi seperti aplikasi, sistem
penyimpanan, dan jaringan yang diakses berbagi dengan banyak pelanggan yang
berbeda.
Model
public cloud secara luas diterima dan diadopsi oleh banyak perusahaan karena vendor
public cloud terkemuka seperti Amazon, Microsoft dan Google, memiliki
infrastruktur yang telah dilengkapi dengan sejumlah besar data center,
memungkinkan pengguna untuk secara bebas menentukan seberapa besar sumber daya
komputasi yang mereka sewa dan membayar sesuai dengan apa yang mereka
pergunakan.
Public
cloud sangat memperhatikan efisiensi, fleksibilitas dan keamanan. Yang paling
utama adalah keamanan, walaupun berada dalam lingkungan cloud yang sama, antara
satu pelanggan dengan pelanggan lain tidak bisa saling melihat data satu sama
lain. Hybrid cloud, merupakan komposisi dari
dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public).
Meskipun
secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh
suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi
antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga
alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal.
Menurut
lembaga NIST bahwa definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri masih
mencari bentuk dan standarnya. Sehingga nanti pasarlah yang akan menentukan
model mana yang akan bertahan.
Namun
semua sepakat bahwa cloud computing akan menjadi masa depan dari dunia
komputasi. Bahkan lembaga riset bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan
bahwa Cloud Computing adalah wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh
pemangku kepentingan di dunia TI.
7. Aspek Keamanan dan Privasi
Cloud Computing
Sebelum suatu
perusahaan/organisasi mendapatkan keuntungan dari komputasi awan, ada beberapa
aspek yang berkaitan dengan Keamanan dan Privasi di bawah ini yang harus
diperhatikan :
1. Manajemen Resiko dan
Ketaatan, organisasi yang mulai mengadopsi awan tetap harus bertanggung jawab
untuk aspek manajemen keamanan, resiko, dan ketaatan terhadap aturan yang
berlaku di industri terkait. Manajemen resiko dan ketaatan ini membutuhkan tim
internal yang kuat dan transparansi proses dari penyedia jasa awan.
Rekomendasi :
penyedia jasa awan harus menggunakan beberapa framework atau best practice
seperti MOF, atau ITIL, dan memiliki sertifikasi seperti ISO/IEC 27001:2005,
dan mempublikasikan laporan audit ke SAS 70 type II. Selain itu juga,
disesuaikan dengan ketentuan suatu negara, mungkin juga harus taat terhadap PCI
atau FISMA.
2. Manajemen Akses dan
Identitas, identitas bisa didapat melalui beberapa penyedia jasa awan, dan
harus bersifat interoperabel antar organisasi yang berbeda, penyedia awan yang berbeda,
dan berlandaskan proses yang kuat.
Rekomendasi :
Autentikasi yang disarankan adalah menggunakan beberapa faktor sekaligus,
seperti biometric, one time password token (seperti token BCA), kartu ID dengan
chip, dan password.
3. Integritas Layanan,
layanan berbasis awan harus dibangun dengan landasan keamanan yang kuat, dan
proses-proses operasionalnya juga harus diintegrasikan dengan manajemen
keamanan di organisasi tersebut. Penyedia layanan awan harus mengikuti proses
yang bisa dibuktikan, terdefinisi, dan jelas dalam mengintegrasikan keamanan
dan privasi ke dalam layanannya mulai dari titik paling awal, di setiap titik
di dalam siklus, sampai paling penghabisan. Selain itu manajemen keamanan dan
auditing harus selaras antara penyedia awan dan pelanggan.
Rekomendasi :
Gunakan sertifikasi semacam EAL4+ (untuk evaluasi keamanan), SDL (untuk
pengembangan aplikasi), ISO/IEC 18044 (untuk incident response).
4. Integritas Klien,
layanan awan yang digunakan di sisi klien harus memperhatikan aspek keamanan,
ketaatan, dan integritas di sisi klien. Integritas klien bisa ditingkatkan
dengan menggunakan paduan praktek terbaik.
Rekomendasi :
Perkuat sistem desktop, pastikan kesehatan sistem desktop, terapkan IT policy
yang tepat, federasi identitas, Network Access Protection dan sebagainya.
5. Proteksi Informasi,
layanan awan membutuhkan proses yang andal untuk melindungi informasi sebelum,
selama, dan setelah transaksi. Manfaatkan Klasifikasi Data untuk meningkatkan
kontrol terhadap data yang siap dilepas ke awan.
Rekomendasi :
Gunakan teknologi enkripsi dan manajemen hak informasi (IRM) sebelum data
dilepas ke awan
8. Keunggulan Cloud
Computing
Uraian
mengenai keuntungan (sisi potensial) yang didapat dalam penggunaan Cloud
Computing. Namun, secara spesifik, merujuk kepada (Thia, 2008) keuntungan Cloud
Computing antara lain: (1) Keuntungan bagi para pelaku bisnis adalah
minimalisasi biaya investasi infrastruktur publik sehingga bisnis bisa lebih
terfokus pada aspek fungsionalitasnya, (2) Bagi application developer, layanan
PaaS memungkinkan pengembangan dan implementasi aplikasi dengan cepat sehingga
meningkatkan produktivitas, (3) Bagi para praktisi yang bergerak di industri
TI, hal ini berarti terbukanya pasar baru bagi industri jasa pengembangan
teknologi informasi, (4) Bagi pebisnis di bidang infrastruktur, hal ini
merupakan peluang yang besar karena dengan meningkatnya penggunaan layanan SaaS
ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet, (5) Integrasi
aplikasi dengan berbagai perangkat. Keunggulan lainnya adalah :
1. Tanpa Investasi
Awal
Dengan cloud
computing, kita dapat menggunakan sebuah
layanan tanpa investasiyang
signifikan di awal. Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula(startup). Mungkin di awal bisnis, kita
hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna.Kemudian meningkat menjadi 10
pengguna.Tanpa model cloud computing,
maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan
cloud computing, kita cukupmembayar
sesuai yang kita butuhkan.
2. Mengubah CAPEX
menjadi OPEX
Tanpa cloud
computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal,sehingga
kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaranoperasional
(Operational Expenditure, atau OPEX). Jadi,
sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika
kita cukup membayar bulanan sesuai
pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.
3.
Lentur dan
Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI
sesuaikebutuhan. Perhatikan Gambar di
bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis. Penggunaan TI secara
bisnis biasanya tidak datar-datar saja. Dalam
skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TImeningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi
Human Resource (HR) yang padaakhir bulan selalu meningkat penggunaannya
karena mengelola gaji karyawan. Untuk skenario
“Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI jugaharus
mengikuti.Contoh skenario “Unpredictable
Bursting” adalah ketika sebuah website
berita mendapat pengunjung yang melonjak
karena ada berita menarik. Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah
layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu
setiap tahun.
Dengan cloud
computing, karena sifatnya yang lentur
dan mudah dikembangkan(elastic and
scalable), maka kapasitas dapat
ditingkatkan pada saat dibutuhkan,dengan biaya penggunaan sesuai
pemakaian.
4.
Fokus pada
Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama
perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapatdilakukan
karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan olehkita sendiri.
Misalnya, melakukan
patching, security update, upgrade hardware,upgrade software, maintenance, dan lain-lain. Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut
dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal
umum sudah ditangani oleh penyedialayanan.
9. Kekurangan Cloud
Computing
Merujuk kepada (Robbins, 2009),
resiko yang harus dihadapi user dalam penggunaan Cloud Computing
ini antara lain: (1) service level, artinya kemungkinan service
performance yang kurang konsisten dari provider. Inkonsistensi cloud
provider ini meliputi, data protection dan data recovery,
(2) privacy, yang berarti adanya resiko data user akan diakses
oleh orang lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama, (3) compliance,
yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider
terhadap regulasi yang diterapkan oleh user, (4) data ownership mengacu
pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan dalam cloud,
(5) data mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar
cloud service dan cara memperoleh kembali data jika suatu saat user
melakukan proses terminasi terhadap layanan cloud Computing.
Beberapa pertimbangan lain yang menjadi resiko Cloud Computing adalah:
- Ketidakpastian kemampuan penegakan
kebijakan keamanan pada provider
- Kurang memadainya pelatihan dan audit TI
- Patut dipertanyakan kendali akses istimewa pada situs provider
- Ketidakpastian kemampuan untuk memulihkan data
- Kedekatan data pelanggan lain sehingga kemungkinan
tertukar
- Ketidakpastian kemampuan untuk mengaudit operator
- Ketidakpastian keberlanjutan keberadaan provider
- Ketidakpastian kepatuhan provider terhadap
peraturan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
CloudComputing dapat dikatakan suatu paradigma di mana informasi secara
permanen tersimpan di server diinternet dan tersimpan secara sementara
di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer
tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan
lain-lain.
2.
Saran
Makalah ini
diharapkan mampu dijadikan referensi dan sarana pembelajaran mengenai jaringan
komputer serta mampu diaplikasikan dan dikembangkan di kehidupan sehari-hari
tepatnya dunia komputerisasi
DAFTAR PUSTAKA
http://bennykaristiawan.wordpress.com/2013/05/06/implementasi-cloud-computing-padabidang-pendidikan/.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar