Disusun oleh :
Nama : Sundoyo
Nim : 2114R0810
Mata
Kuliah : Pengantar Teknologi Informasi
Dosen : Septia Lutfi
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, komputerisasi informasi telah
berkembang dengan pesat. Terdapat sistem operasi yang berkembang antara lain mobile
phone dan smartphone. Smartphone sebagai produk mobile
phone dewasa ini lebih berkembang dan lebih diminati penggunaannya oleh
masyarakat karena beragam fitur dapat ditampilkan untuk memenuhi kebutuhan dan
daya tarik tersendiri bagi masyarakat penggunannya. Jenis-jenis sistem operasi smartphone
diantarannya Windows mobile, Blackberry, Android, Sysmbian, Iphone, dan
sebagainya. Sistem operasi Android merupakan salah satu sistem operasi
yang dewasa ini tengah berkembang di masyarakat. Terdapat keunggulan dari
sistem operasi ini antara lain sistem operasinya dapat diubah sesuai dengan
keinginan kita sendiri, banyaknya aplikasi komputer yang sudah tersedia untuk smartphone
android untukmemudahkan kita dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah
- Apa itu Android?Ø
- Bagaimana sejarah perkembangan Android?
- Apa saja Macam / Jenis Versi Android?
- Aplikasi
- Bagaimana Perkembangan Androi?
- Bagimana keemanan dan privasi system operasi Android
- Bagaimana lisensi dan penerimaan system operasi Android?
- Apa Kelebihan dan Kelemahan Android?
- Bagaimana perbandingan Android Jelly Bean 4.1 dengan Android Gingerbread 2.3?
C.
Tujuan
Untuk mengetahui tentang sistem operasi Android
Untuk mengetahui macam
/ versi dari sistem operasi Android
Untuk menetahui
kelebihan dan kekurangan sistem operasi Android
Untuk mengetahui
fitur pada sistem operasi Android
D.
Manfaat
Menambah ilmu dan wawasan mengenai sistem operasi Android
Menambah ilmu dan
pengetahuan tentang versi sistem operasi Android
Menambah
pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan Android
BAB II
PEMBAHASAN
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler dan komputer tablet
yang berbasis Linux. Android
menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan
aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Android
adalah sistem operasi yang didistribusikan secara terbuka (open source)
sehingga pengguna bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Android
memiliki aplikasi native Google yang terintegrasi seperti pushmail
Gmail, Google Maps, dan Google Calendar. Andoid merupakan
sistem operasi multitasking. Android mempunyai logo seperti
Fitur yang tersedia di Android
adalah:
- Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.
- Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler untuk dukungan java.
- Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.
- Software database SQLite: untuk penyimpanan data.
- Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF, BMP)
- Konektivitas berupa GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)
- Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)
- Multitasking
- Touchscreen
- Kemudahan dalam Notifikasi, Setiap ada SMS, E-mail, atau bahkan artikel terbaru dari RSS Reader, akan selalu ada notifikasi di Home Screen Ponsel Android.
- Lampu LED Indikator, yang berkedip-kedip, sehingga Anda tidak akan terlewatkan satu SMS, E-mail ataupun Misscall sekalipun.
B.
Sejarah Android
Android,
Inc. Didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003
oleh Andy Rubin (pendiri Danger), Rich Miner (pendiri
Wildfire Communications, Inc.), Nick Sears (mantan VP T-Mobile),
dan Chris White (kepala desain dan pengembangan
antarmuka webtv) untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar
yang lebih sadar akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal
pengembangan Android adalah untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih
yang diperuntukkan bagi kamera digital, namun kemudian disadari bahwa
pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup besar, dan pengembangan Android lalu
dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk
menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iphone Apple belum
dirilis pada saat itu). Meskipun para pengembang Android adalah
pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc. Dioperasikan secara
diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para pengembang sedang menciptakan sebuah
perangkat lunak yang diperuntukkan bagi telepon seluler. Masih pada tahun
yang sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman, seorang teman dekat Rubin,
meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham di perusahaan.
Google mengakuisisi
Android Inc. Pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya sebagai anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. Seperti
Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh
Google. Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan
Android Inc. Namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk
memasuki pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di Google, tim yang
dipimpin oleh Rubin mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan
menggunakan kernel Linux. Google memasarkan platform tersebut kepada
produsen perangkat seluler dan operator nirkabel, dengan janji bahwa
mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa diperbarui. Google telah
memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras, serta
mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerjasama ini terbuka bagi
siapapun yang ingin berpartisipasi.
Spekulasi
tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus berkembang
hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall Street
Journal melaporkan bahwa Google sedang
bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di perangkat seluler. Berbagai media cetak dan media daring
mengabarkan bahwa Google sedang mengembangkan perangkat seluler dengan merek
Google. Beberapa di antaranya berspekulasi bahwa Google telah menentukan
spesifikasi teknisnya, termasuk produsen telepon seluler dan operator jaringan.
Pada bulan Desember 2007, informationweek melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa aplikasi
paten di bidang telepon seluler.
Pada
tanggal 5 November 2007, Open
Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google,
produsen perangkat seluler seperti HTC, Sony dan Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas
Instruments. OHA sendiri bertujuan untuk
mengembangkan standar
terbuka bagi perangkat seluler. Saat itu,
Android diresmikan sebagai produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang menggunakan kernel
Linux versi 2.6. Telepon seluler komersial pertama yang menggunakan sistem
operasi Android adalah HTC
Dream, yang diluncurkan pada 22 Oktober
2008.
Sejak
tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan untuk
meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang
dirilis dinamakan secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut
atau cemilan bergula; misalnya, versi 1.5 bernama Cupcake, yang kemudian diikuti oleh versi 1.6 Donut. Versi
terbaru adalah 4.3 Jelly Bean. Pada tahun 2010, Google merilis seri Nexus; perangkat telepon pintar dan tablet dengan sistem operasi
Android yang diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler seperti HTC, LG, dan Samsung. HTC bekerjasama dengan Google dalam merilis
produk telepon pintar Nexus pertama, yakni Nexus One. Seri ini telah diperbarui dengan perangkat yang lebih baru,
misalnya telepon pintar Nexus
4 dan tablet Nexus 10 yang diproduksi oleh LG dan Samsung.
Pada
13 Maret 2013, Larry
Page mengumumkan dalam postingan blognya
bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi Android untuk mengerjakan
proyek-proyek baru di Google. Ia digantikan oleh Sundar Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi Google
Chrome yang mengembangkan Chrome
OS.
C. Macam / versi Android
1.
Android Beta
Android Beta merupakan android versi pertama yang dirilis pada 5 November 2007 dan software developer’s kit (SDK) untuk android beta dirilis pada 12 November 2007.
Android Beta merupakan android versi pertama yang dirilis pada 5 November 2007 dan software developer’s kit (SDK) untuk android beta dirilis pada 12 November 2007.
2.
Android versi 1.0 (Astro)
Android yang dirilis pada 23 September 2008. Sebenarnya Android versi pertama ini akan dinamai dengan nama “Astro” tapi karena alasan hak cipta dan trademark maka, nama “Astro” tidak jadi disematkan pada versi pertama dari OS Android ini. HTC Dream adalah ponsel pertama yang menggunakan OS ini.
Android yang dirilis pada 23 September 2008. Sebenarnya Android versi pertama ini akan dinamai dengan nama “Astro” tapi karena alasan hak cipta dan trademark maka, nama “Astro” tidak jadi disematkan pada versi pertama dari OS Android ini. HTC Dream adalah ponsel pertama yang menggunakan OS ini.
3.
Android versi 1.1 (Bender)
Pada 9 Februari 2009, Google merilis Android
versi 1.1, versi Android kedua ini juga mengalami masalah penamaan
yang sama dengan versi pertamanya. Awalnya versi OS Android ini
dirilis untuk perangkat T-Mobile G1 saja. Versi ini merupakan update
untuk memperbaiki beberapa bugs, mengganti API dan menambahkan
beberapa fitur. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan
estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian
suara), pengiriman pesan dengan G-mail, dan pemberitahuan e-mail.
4.
Android versi 1.5 (Cupcake)
Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis telepon
seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit)
dengan versi 1.5 (Cupcake). Code name cupcake yang diawali dengan huruf
“C” karena merupakan versi ketiga dari Android. Pada cupcake terdapat
beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi
ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah
video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung
dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung
secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard
pada layar yang dapat disesuaikan dengan system
5.
Android versi 1.6 (Donut)
Donut (versi 1.6) dirilis pada September dengan menampilkan
proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai
indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang
memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder
dan galeri yang dintegrasikan; CDMA / EVDO, 802.1x, VPN, Gestures,
dan Text-to-speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi text
to change speech (tidak tersedia pada semua ponsel; pengadaan resolusi
VWGA.
6.
Android versi 2.0/2.1 (Eclair)
Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android
dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah
pengoptimalan hardware, peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI
dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang
baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital
Zoom, dan Bluetooth 2.1.
Untuk
bergerak cepat dalam persaingan perangkat generasi berikut, Google melakukan
investasi dengan mengadakan kompetisi aplikasi mobile terbaik (killer apps –
aplikasi unggulan). Kompetisi ini berhadiah $25,000 bagi setiap pengembang
aplikasi terpilih. Kompetisi diadakan selama dua tahap yang tiap tahapnya
dipilih 50 aplikasi terbaik.
Dengan
semakin berkembangnya dan semakin bertambahnya jumlah handset Android,
semakin banyak pihak ketiga yang berminat untuk menyalurkan aplikasi mereka
kepada sistem operasi Android. Aplikasi terkenal yang diubah ke dalam
sistem operasi Android adalah Shazam, Backgrounds, dan WeatherBug.
Sistem operasi Android dalam situs Internet juga dianggap
penting untuk menciptakan aplikasi Android asli, contohnya oleh MySpace dan Facebook.
7.
Android versi 2.2 (Froyo: Frozen
Yoghurt)
Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan.
Perubahan-perubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain
dukungan Adobe Flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2
sampai 5 kali lebih cepat, intergrasi V8 JavaScript engine
yang dipakai Google Chrome yang mempercepat kemampuan rendering
pada browser, pemasangan aplikasi dalam SD Card, kemampuan WiFi Hotspot
portabel, dan kemampuan auto update dalam aplikasi Android Market.
8.
Android versi 2.3 (Gingerbread)
Pada 6 Desember 2010, Android versi 2.3 (Gingerbread)
diluncurkan. Perubahan-perubahan umum yang didapat dari Android versi ini
antara lain peningkatan kemampuan permainan (gaming), peningkatan fungsi
copy paste, layar antar muka (User Interface) didesain ulang,
dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru (reverb,
equalization, headphone virtualization, dan bass boost),
dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan
dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.
9.
Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)
Android Honeycomb
dirancang khusus untuk tablet. Android versi ini mendukung ukuran layar yang
lebih besar. User Interface pada Honeycomb juga berbeda karena
sudah didesain untuk tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan
juga akselerasi perangkat keras (hardware) untuk grafis. Tablet pertama
yang dibuat dengan menjalankan Honeycomb adalah Motorola Xoom.
Perangkat tablet dengan platform Android 3.0 akan segera hadir
di Indonesia. Perangkat tersebut bernama Eee Pad Transformer produksi
dari Asus. Rencana masuk pasar Indonesia pada Mei 2011.
10. Android versi 4.0 (ICS :Ice Cream Sandwich)
Diumumkan pada tanggal 19 Oktober 2011, membawa fitur Honeycomb
untuk smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci
dengan pengenalan wajah, jaringan data pemantauan penggunaan dan kontrol,
terpadu kontak jaringan sosial, perangkat tambahan fotografi, mencari email
secara offline, dan berbagi informasi dengan menggunakan NFC.
Beberapa
vendor telah me-realease android versi ICS tersebut,
biasanya HH android yang support adalah HH dengan CPU 1GHz ke atas dan
keluaran terbaru yang tidak lebih dari 1 tahun, namun beberapa developer
telah mengembangkan sehingga ICS dapat digunakan oleh HH yang
tidak mendapat update dari official vendor.
11. Android versi 4.1 (Jelly Bean)
Android Jelly
Bean yang diluncurkan pada acara Google I/O lalu membawa sejumlah
keunggulan dan fitur baru. Penambahan baru diantaranya meningkatkan input
keyboard, desain baru fitur pencarian, UI yang baru dan pencarian
melalui Voice Search yang lebih cepat.
Tak
ketinggalan Google Now juga menjadi bagian yang diperbarui. Google
Now memberikan informasi yang tepat pada waktu yang tepat pula. Salah satu
kemampuannya adalah dapat mengetahui informasi cuaca, lalu-lintas, ataupun
hasil pertandingan olahraga.OS Android Jelly Bean 4.1 muncul
pertama kali dalam produk tablet Asus, yakni Google Nexus 7.
12. Android versi 5.0 (Key Lime Pie)
Android Key Lime Pie
merupakan proyek dari Google setelah meluncurkan versi sebelumnya adalah
Jelly Bean. Kemungkinan Google bakal merilis Key
Lime Pie paling cepat pada 2013 nanti. Jadwal rilis ini agak lambat
dibandingkan sebelumnya.
D. Aplikasi
Android
memungkinkan penggunanya untuk memasang aplikasi pihak ketiga, baik yang
diperoleh dari toko aplikasi seperti Google Play, Amazon
Appstore, ataupun dengan mengunduh dan
memasang berkas APK dari situs pihak ketiga. Di
Google Play, pengguna bisa menjelajah, mengunduh, dan memperbarui aplikasi yang
diterbitkan oleh Google dan pengembang pihak ketiga, sesuai dengan persyaratan
kompatibilitas Google. Google Play akan menyaring daftar aplikasi yang tersedia
berdasarkan kompatibilitasnya dengan perangkat pengguna, dan pengembang dapat
membatasi aplikasi ciptaan mereka bagi operator atau negara tertentu untuk
alasan bisnis. Pembelian aplikasi yang tidak sesuai dengan keinginan
pengguna dapat dikembalikan dalam waktu 15 menit setelah pengunduhan. Beberapa operator seluler juga menawarkan tagihan langsung
untuk pembelian aplikasi di Google Play dengan cara menambahkan harga pembelian
aplikasi pada tagihan bulanan pengguna. Pada
bulan September 2012, ada lebih dari 675.000 aplikasi yang tersedia untuk
Android, dan perkiraan jumlah aplikasi yang diunduh dari Play Store adalah 25
miliar.
Aplikasi
Android dikembangkan dalam bahasa Java dengan
menggunakan kit pengembangan
perangkat lunak Android (SDK).
SDK ini terdiri dari seperangkat
perkakas pengembangan, termasuk debugger, perpustakaan perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU, dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara
resmi oleh lingkungan
pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools (ADT).
Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native
Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C
atau C++, Google
App Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram
pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform.
E. Perkembangan Android
Android
dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan pembaruan
siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai diungkapkan
kepada publik. Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada
perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus.
Ada binari tersendiri yang disediakan oleh produsen agar Android bisa
beroperasi. Logo Android yang berwarna hijau dirancang oleh desainer
grafis Irina Blok.
1. Linux
Android
terdiri dari kernel yang berbasis kernel Linux versi 3.x (versi 2.6 pada Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan
pendahulunya). Peranti
tengah, perpustakaan perangkat lunak, dan API ditulis dalam C,
dan perangkat
lunak aplikasi berjalan pada kerangka kerja
aplikasi, termasuk perpustakan
kompatibel-Java yang berbasis Apache Harmony.
Android menggunakan mesin
virtual Dalvik dengan kompilasi tepat waktu untuk menjalankan 'dex-code' Dalvik (Dalvik Executable),
biasanya diterjemahkan dari kodebit Java. Platform perangkat keras utama pada Android adalah arsitektur ARM. Ada juga dukungan untuk x86 dari proyek Android-x86 dan
Google
TV menggunakan versi x86 khusus
Android. Pada tahun 2013, Freescale mengumumkan melibatkan Android dalam prosesor i.MX buatannya, yakni seri i.MX5X dan i.MX6X. Pada 2012, prosesor Intel juga mulai muncul pada platform utama Android, misalnya pada
telepon seluler.
Arsitektur
kernel Linux pada Android telah diubah oleh Google, berbeda dengan siklus
pengembangan kernel Linux biasa. Secara
standar, Android tidak memiliki X Window System asli
ataupun dukungan set lengkap dari perpustakaan GNU standar. Oleh sebab itu, sulit untuk memporting perpustakaan atau aplikasi Linux pada Android. Dukungan untuk aplikasi simpel C dan SDL bisa dilakukan dengan cara menginjeksi shim Java dan menggunakan JNI, misalnya pada port Jagged Alliance 2 untuk Android.
Salah
satu fitur yang coba disumbangkan oleh Google untuk kernel Linux adalah fitur
manajemen daya yang disebut "wakelocks", namun fitur ini ditolak oleh
pengembang kernel utama karena mereka merasa bahwa Google tidak menunjukkan
niatnya untuk mengembangkan kodenya sendiri. Pada
bulan April 2010, Google mengumumkan bahwa mereka akan menyewa dua karyawan
untuk mengembangkan komunitas kernel Linux. Namun Greg
Kroah-Hartman, pengelola kernel Linux versi
stabil, menyatakan pada bulan Desember 2010; ia khawatir bahwa Google tak lagi
berusaha untuk mengubah kode utama Linux. Beberapa
pengembang Android di Google mengisyaratkan bahwa "tim Android sudah mulai
jenuh dengan proses ini", karena mereka hanyalah tim kecil dan dipaksa
untuk melakukan pekerjaan yang mendesak demi keberlangsungan Android.
Pada
Agustus 2011, Linus
Torvalds menyatakan: "akhirnya Android
dan Linux akan kembali pada kernel umum, tapi mungkin hanya untuk empat atau
lima tahun kedepan". Pada Desember 2011, Greg Kroah-Hartman mengumumkan
dimulainya Android Mainlining Project, yang bertujuan untuk mengembalikan
beberapa pemacu, patch, dan fitur Android pada kernel Linux, yang dimulai
dengan Linux 3.3. Setelah upaya sebelumnya gagal, Linux akhirnya menyertakan
fitur wakelocks dan autosleep pada kernel 3.5. Antarmukanya masih sama, namun
implementasi Linux yang baru memiliki dua mode suspend berbeda: suspend ke penyimpanan (suspendtradisional yang digunakan
oleh Android), dan ke cakram (hibernasi, serupa dengan fitur yang ada pada
desktop). Penyertaan fitur baru ini akan rampung pada Kernel 3.8,
Google telah membuka repositori kode publik yang berisi karya eksperimental
mereka untuk mendesain ulang Android dengan Kernel 3.8.
Memori kilat (flash storage) pada perangkat Android dibagi menjadi
beberapa partisi, misalnya "/system" untuk sistem operasi, dan
"/data" untuk pemasangan aplikasi dan data pengguna. Berbeda dengan distribusi desktop Linux, pemilik perangkat
Android tidak diberikan akses root pada sistem
operasi, dan partisi sensitif seperti /system bersifat read-only. Namun, akses root dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan
kelemahan keamanan pada Android, cara ini sering digunakan oleh komunitas sumber
terbuka untuk meningkatkan kinerja perangkat
mereka, namun juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab untuk menyebarkan virus dan perangkat
perusak.
Terkait dengan masalah apakah
Android bisa digolongkan ke dalam distribusi Linux masih diperdebatkan secara
luas. Linux
Foundation dan Chris Di Bona, kepala sumber terbuka Google, mendukung hal ini. Sedangkan
yang lainnya, seperti teknisi Google Patrick Brady, menentangnya, ia beralasan
bahwa Android kurang mendukung sebagian besar perkakas GNU, termasuk glibc.
2. Pengelolaan
Memory
Karena
perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk mengelola
memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem operasi
desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi
digunakan, sistem secara otomatis akan menangguhkannya (suspend) dalam
memori – secara teknis aplikasi tersebut masih "terbuka", namun
dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber daya (misalnya
daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di latar belakang
hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki manfaat ganda,
tidak hanya meningkatkan respon perangkat Android karena aplikasi tidak perlu
ditutup dan dibuka kembali dari awal setiap saat, tetapi juga memastikan bahwa
aplikasi yang berjalan di latar belakang tidak menghabiskan daya secara
sia-sia.
Android mengelola aplikasi yang
tersimpan di memori secara otomatis: ketika memori lemah, sistem akan
menonaktifkan aplikasi dan proses yang tidak aktif untuk sementara waktu,
aplikasi akan dinonaktifkan dalam urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir
digunakan. Proses ini tidak terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu
mengelola memori atau menonaktifkan aplikasi secara manual. Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada
Android telah menyebabkan munculnya beberapa aplikasi task killer pihak
ketiga yang populer di Google Play.
3. Pembaruan
Android
Google
menyediakan pembaruan utama bagi versi Android, dengan jangka waktu setiap enam
sampai sembilan bulan. Sebagian besar perangkat mampu menerima pembaruan melalui
udara (OTA). Pembaruan
utama terbaru adalah Android 4.3 Jelly
Bean. Dibandingkan dengan sistem operasi
seluler saingan utamanya, yaitu ios, pembaruan Android biasanya lebih
lambat diterima oleh perangkat penggunanya. Untuk perangkat selain merek Nexus,
pembaruan biasanya baru bisa diterima dalam waktu berbulan-bulan setelah dirilisnya
versi resmi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya variasi perangkat
keras Android, sehingga setiap pembaruan
harus disesuaikan secara khusus, misalnya: kode sumber resmi Google hanya
berjalan pada perangkat Nexus. Porting Android pada perangkat keras tertentu yang dilakukan oleh
produsen telepon seluler membutuhkan waktu dan proses, para produsen ini
umumnya mengutamakan perangkat terbaru mereka untuk menerima pembaruan, dan
mengenyampingkan perangkat lama. Oleh
sebab itu, telepon pintar lama seringkali tidak diperbarui jika produsen
memutuskan bahwa itu hanya menghabiskan waktu, meskipun sebenarnya perangkat
tersebut mampu menerima pembaruan. Masalah ini diperparah ketika produsen
menyesuaikan Android dengan antarmuka dan aplikasi ciptaan mereka, yang mana
ini harus diterapkan kembali untuk setiap perilisan terbaru. Penundaan lainnya
juga bisa disebabkan oleh operator nirkabel; setelah menerima pembaruan dari
produsen ponsel, operator akan menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka,
misalnya melakukan pengujian ekstensif terhadap jaringan sebelum mengirim
pembaruan kepada pengguna.
Kurangnya dukungan pasca-penjualan
dari produsen ponsel dan operator telah menimbulkan kritikan dari para konsumen
dan media teknologi. Beberapa pengkritik menyatakan bahwa industri memiliki motif
keuangan untuk tidak memperbarui perangkat mereka, seperti tidak adanya
pembaruan bagi perangkat lama dan memperbarui perangkat yang baru dengan tujuan
meningkatkan penjualan, sikap yang mereka sebut "menghina". The Guardian melaporkan bahwa metode pembaruan yang rumit terjadi karena
produsen ponsel dan operator-lah yang telah merancangnya seperti itu. Pada 2011, Google, yang bekerjasama dengan sejumlah
perusahaan industri, membentuk "Android Update Alliance", dengan
janji bahwa mereka akan memberikan pembaruan secara tepat waktu bagi setiap
perangkat dalam jangka 18 bulan setelah dirilisnya versi resmi. Sejak didirikan hingga tahun 2013, aliansi ini tak pernah
disebut-sebut lagi.
4. Komunitas
Terbuka Android
Android
memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang menggunakan kode sumber
Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan versi modifikasi Android
buatan mereka. Komunitas pengembang ini seringkali memberikan pembaruan dan
fitur-fitur baru bagi perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan
produsen/operator, meskipun pembaruan tersebut tidak menjalani pengujian
ekstensif atau tidak memiliki jaminan kualitas. Mereka
berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat-perangkat lama yang tak
lagi menerima pembaruan resmi, ataupun memodifikasi perangkat Android agar bisa
berjalan dengan menggunakan sistem operasi lain, misalnya HP touchpad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi perangkat
pra-rooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis.
Cyanogenmod adalah perangkat
tegar (firmware) komunitas yang
paling banyak digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya. Secara historis, produsen
perangkat dan operator seluler biasanya tidak mendukung pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir
bahwa akan muncul fungsi yang tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak resmi, sehingga akan menyebabkan munculnya biaya
tambahan. Selain itu, firmware modifikasi seperti cyanogenmod kadang-kadang menawarkan
fitur yang membuat operator harus mengeluarkan biaya premium, misalnya tethering.
Akibatnya,
kendala teknis seperti terkuncinya bootloader dan terbatasnya akses untuk root umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun,
perangkat lunak buatan komunitas pengembang semakin populer, dan setelah
Kongres Pustakawan Amerika Serikat mengijinkan "jailbreaking" perangkat seluler, produsen
ponsel dan operator mulai memperlunak sikap mereka terhadap pengembang pihak
ketiga. Beberapa produsen ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai memberikan dukungan dan mendorong pengembangan
perangkat lunak pihak ketiga.
Sebagai
hasilnya, kendala pembatasan
perangkat keras untuk memasang firmware tidak resmi mulai berkurang secara
bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang memiliki kemampuan untuk
membukabootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna
harus kehilangan garansi perangkat mereka jika melakukannya. Akan tetapi, meskipun produsen ponsel telah menyetujui pengembangan
perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator seluler di Amerika
Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya
untuk "dikunci".
Kemampuan untuk membuka dan meretas
sistem pada telepon pintar dan tablet terus menjadi sumber perdebatan antar
komunitas pengembang dan industri; komunitas beralasan bahwa pengembangan tidak
resmi dilakukan karena industri gagal memberikan pembaruan yang tepat waktu
bagi pengguna, atau untuk tetap melanjutkan dukungan versi terbaru bagi
perangkat mereka.
F. Keamanan dan Privasi Android
Aplikasi
Android berjalan di sandbox, sebuah area terisolasi yang tidak memiliki akses pada
sistem, kecuali izin akses yang secara eksplisit diberikan oleh pengguna ketika
memasang aplikasi. Sebelum memasang aplikasi,Play Store akan menampilkan semua izin yang diperlukan, misalnya:
sebuah permainan perlu mengaktifkan getaran atau menyimpan data pada Kartu SD, tapi tidak perlu izin untuk membaca SMS atau mengakses
buku telepon. Setelah meninjau izin tersebut, pengguna dapat memilih untuk menerima
atau menolaknya, dan bisa memasang aplikasi hanya jika mereka menerimanya.
Sistem sandbox dan perizinan pada Android bisa
mengurangi dampak kerentanan terhadap bug pada aplikasi, namun ketidaktahuan pengembang dan
terbatasnya dokumentasi telah menghasilkan aplikasi yang secara rutin meminta
izin yang tidak perlu, sehingga mengurangi efektivitasnya. Beberapa perusahaan keamanan perangkat lunak seperti Avast, Lookout
Mobile Security, AVG Technologies, dan mcafee, telah merilis perangkat lunak antivirus ciptaan mereka untuk
perangkat Android. Perangkat lunak ini sebenarnya tidak bekerja secara efektif
karena sandbox juga bekerja pada aplikasi tersebut,
sehingga membatasi kemampuannya untuk memindai sistem secara lebih mendalam.
Hasil
penelitian perusahaan keamanan Trend Micro menunjukkan
bahwa penyalahgunaan layanan premium adalah tipe perangkat perusak (malware) paling umum yang menyerang Android; pesan
teks akan dikirim dari ponsel yang telah terinfeksi ke nomor telepon premium
tanpa persetujuan atau sepengetahuan pengguna. Perangkat
perusak lainnya akan menampilkan iklan yang tidak diinginkan pada perangkat,
atau mengirim informasi pribadi pada pihak ketiga yang tak berwenang. Ancaman keamanan pada Android dilaporkan tumbuh secara
eksponensial, namun teknisi di Google menyatakan bahwa perangkat perusak dan
ancaman virus pada Android hanya dibesar-besarkan oleh perusahaan antivirus
untuk alasan komersial, dan menuduh industri antivirus memanfaatkan situasi tersebut
untuk menjual produknya kepada pengguna. Google menegaskan bahwa keberadaan perangkat perusak
berbahaya pada Android sebenarnya sangat jarang, dan
survei yang dilakukan oleh F-Secure menunjukkan bahwa hanya 0,5% dari perangkat
perusak Android yang berasal dari Google Play.
Google
baru-baru ini menggunakan pemindai perangkat perusak Google
Bouncer untuk mengawasi dan memindai
aplikasi di Google Play. Tindakan ini bertujuan untuk menandai aplikasi yang
mencurigakan dan memperingatkan pengguna atas potensi masalah pada aplikasi
sebelum mereka mengunduhnya. Android versi 4.2 Jelly Bean dirilis
pada tahun 2012 dengan fitur keamanan yang ditingkatkan, termasuk pemindai
perangkat perusak yang disertakan dalam sistem; pemindai ini tidak hanya
memeriksa aplikasi yang dipasang dari Google Play, namun juga bisa memindai
aplikasi yang diunduh dari situs-situs pihak ketiga. Sistem akan memberikan
peringatan yang memberitahukan pengguna ketika aplikasi mencoba mengirim pesan
teks premium, dan memblokir pesan tersebut, kecuali jika pengguna mengijinkannya.
Telepon pintar Android memiliki
kemampuan untuk melaporkan lokasi titik akses Wi-Fi,
terutama jika pengguna sedang bepergian, untuk menciptakan basis data yang
berisi lokasi fisik dari ratusan juta titik akses tersebut. Basis data ini
membentuk peta elektronik yang bisa memosisikan lokasi telepon pintar. Hal ini
memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi seperti Foursquare, Google
Latitude, Facebook Places, dan untuk mengirimkan iklan berbasis lokasi. Beberapa perangkat lunak pemantau pihak ketiga juga bisa
mendeteksi saat informasi pribadi dikirim dari aplikasi ke server jarak jauh. Sifat sumber terbuka Android memungkinkan kontraktor
keamanan untuk menyesuaikan perangkat dengan penggunaan yang sangat aman.
Misalnya, Samsung bekerjasama dengan General Dynamics melalui proyek
"Knox" Open
Kernel Labs.
G. Lisensi dan Penerimaan Android
Kode sumber untuk Android tersedia di bawah lisensi perangkat lunak
sumber terbuka dan bebas. Google menerbitkan sebagian besar
kode (termasuk kode jaringan dan telepon) di bawahlisensi Apache versi 2.0. Sisanya, perubahan kernel
Linux berada di bawah GNU General
Public License versi 2. Open Handset
Alliance mengembangkan perubahan kernel Linux
dengan kode sumber terbuka yang dipubikasikan setiap saat. Selebihnya, Android
dikembangkan secara pribadi oleh Google, dengan kode sumber yang diterbitkan untuk umum ketika
versi baru diluncurkan. Biasanya Google bekerjasama dengan produsen perangkat
keras untuk mengembangkan sebuah perangkat "andalan" (misalnya seri
Google Nexus) yang disertai dengan versi baru Android, kemudian menerbitkan
kode sumbernya setelah perangkat tersebut dirilis.
Pada
awal 2011, Google memilih untuk menahan sementara kode sumber Android untuk
tablet yang dirilis dengan versi 3.0 Honeycomb. Menurut Andy Rubin dalam
sebuah posting blog resmi Android, alasannya karena Honeycomb dirilis
untuk berjalan pada produk Motorola Xoom, dan Google tidak ingin pihak ketiga "memperburuk
pengalaman pengguna" dengan mencoba mengoperasikan versi Android yang
ditujukan untuk tablet pada telepon pintar. Kode
sumber tersebut akhirnya dipublikasikan pada bulan November 2011 dengan
dirilisnya Android 4.0 Ice Cream Sandwich.
Meskipun
bersifat terbuka, produsen perangkat tidak bisa menggunakan merek
dagang Android Google seenaknya, kecuali
Google menyatakan bahwa perangkat tersebut sesuai dengan Compatibility
Definition Document (CDD) mereka. Perangkat juga harus memenuhi lisensi
persyaratan aplikasi sumber tertutup Google, termasuk Google Play. Richard
Stallman dan Free Software Foundation telah mengkritik mengenai rumitnya permasalahan merek
Android ini, dan merekomendasikan sistem operasi alternatif seperti Replicant. Mereka berpendapat bahwa pemacu peranti dan perangkat
tegar yang diperlukan untuk mengoperasikan
Android bersifat eksklusif, dan Google Play juga menawarkan perangkat lunak berbayar.
Android
disambut dengan hangat ketika diresmikan pada tahun 2007. Meskipun para analis
terkesan dengan perusahaan teknologi ternama yang bermitra dengan Google untuk
membentuk Open Handset Alliance, masih diragukan apakah para produsen ponsel
akan bersedia mengganti sistem operasinya dengan Android. Gagasan mengenai sumber terbuka dan platform
pengembangan berbasis Linux telah menarik minat
para pakar teknologi, tapi juga muncul kekhawatiran mengenai persaingan ketat yang
akan dihadapi Android dengan pemain mapan di pasar telepon pintar seperti Nokia dan Microsoft.
Android
dengan cepat tumbuh menjadi sistem operasi telepon
pintar yang paling banyak digunakan, dan
menjadi "salah satu sistem operasi seluler tercepat yang pernah ada." Para peninjau memuji sifat sumber terbuka Android sebagai
salah satu kekuatan yang menentukan keberhasilannya, memungkinkan
perusahaan-perusahaan seperti Amazon (Kindle Fire), Barnes &
Noble (Nook), Ouya, Baidu, dan yang lainnya, untuk berbondong-bondong merilis
perangkat lunak dan perangkat keras yang bisa beroperasi pada versi Android.
Alhasil, situs teknologi Ars
Technica menyebut Android sebagai
"sistem operasi standar untuk meluncurkan perangkat keras baru" bagi
perusahaan tanpa harus memiliki platform seluler sendiri. Sifat Android yang terbuka dan fleksibel juga dinikmati oleh
pengguna: Android memungkinkan penggunanya untuk mengkustomisasi perangkatnya
secara ekstensif, dan aplikasi juga tersedia bebas di toko aplikasi non-Google
dan di situs-situs pihak ketiga. Faktor ini menjadi salah satu keunggulan yang
dimiliki oleh ponsel Android jika dibandingkan dengan ponsel lainnya.
Meskipun
Android sangat populer, dengan tingkat aktivasi perangkat tiga kali lipat lebih
tinggi dari ios, ada laporan yang menyatakan bahwa Google belum mampu
memanfaatkan produk mereka secara maksimal, dan layanan web pada akhirnya
mengubah Android menjadi penghasil uang, seperti yang telah diperkirakan oleh
para analis sebelumnya. The
Verge berpendapat bahwa Google telah
kehilangan kontrol terhadap Android karena luasnya kustomisasi yang bisa
dilakukan oleh pengembang dan pengguna, juga karena tingginya proliferasi
aplikasi dan layanan non-Google – misalnya Amazon Kindle Fire mengarahkan pengguna untuk mengunjungi Amazon app store,
yang bersaing langsung dengan Google Play. SVP Google, Andy Rubin, yang posisinya sebagai kepala divisi Android digantikan
pada bulan Maret 2013, disalahkan karena gagal dalam membangun kemitraan yang
sehat dengan para produsen ponsel. Pemimpin utama produk-produk Android di
pasar global adalah Samsung; salah satu produknya, Galaxy, berperan penting dalam pengenalan merek Android sejak
tahun 2011. Sedangkan produsen ponsel Android lainnya seperti LG, HTC,
dan Motorola
Mobility milik Google, telah berjuang keras
untuk memasarkan produknya sejak tahun 2011. Ironisnya, di saat Google tidak
mendapatkan apapun dari hasil penjualan produk Android secara langsung, Microsoft dan Apple malah berhasil memenangkan gugatan atas pembayaran royalti paten dari produsen perangkat Android.
1. Tablet
Android
Meskipun
sukses di telepon pintar, pengadopsian Android untuk komputer
tablet awalnya berjalan lambat. Salah satu penyebab utamanya adalah adanya situasi yang
dikenal dengan "ayam
atau telur", di mana konsumen ragu-ragu
untuk membeli tablet Android karena kurangnya aplikasi tablet yang berkualitas
tinggi, di sisi lain, para pengembang juga ragu-ragu untuk menghabiskan waktu
dan sumber daya mereka untuk mengembangkan aplikasi tablet sampai tersedianya
pasar yang signifikan bagi produk tersebut. Konten
dan "ekosistem" aplikasi terbukti lebih penting jika dibandingkan
dengan spesifikasi perangkat keras setelah dimulainya penjualan tablet. Karena
kurangnya aplikasi untuk tablet pada 2011, tablet Android awalnya terpaksa
harus memasang aplikasi yang diperuntukkan bagi telepon pintar, sehingga ukuran
layarnya tidak cocok dengan layar tablet yang besar. Selain itu, lambannya
pertumbuhan tablet Android juga disebabkan oleh dominasi ipad Apple yang memiliki banyak aplikasi ios yang kompatibel dengan tablet.
Pertumbuhan
aplikasi tablet Android perlahan-lahan mulai meningkat, namun, di saat yang
bersamaan, sejumlah besar tablet yang menggunakan sistem operasi lain seperti HP touchpad dan blackberry
playbook juga dirilis ke pasaran untuk
memanfaatkan keberhasilan ipad. Infoworldmenjuluki bisnis ini dengan sebutan "bisnis
Frankenphone"; suatu peluang investasi rendah jangka pendek yang
memaksakan penggunaan OS telepon pintar Android yang dioptimalkan (sebelum
Android 3.0 Honeycomb untuk
tablet dirilis) pada perangkat dengan mengabaikan antarmuka pengguna.
Pendekatan ini gagal meraih traksi pasar dengan konsumen serta memperburuk
reputasi tablet Android. Terlebih lagi, beberapa tablet Android seperti Motorola
Xoom dibanderol dengan harga yang sama,
atau lebih mahal dari ipad, yang semakin memperburuk penjualan. Pengecualian
ada padakindle
Fire Amazon, yang dijual dengan harga lebih
murah dan kemampuan untuk mengakses konten dan "ekosistem" aplikasi
Amazon.
Hal
ini mulai berubah pada tahun 2012 dengan dirilisnya Nexus 7, dan adanya dorongan dari Google kepada para pengembang
untuk menciptakan aplikasi tablet yang lebih baik. Pangsa pasar tablet Android akhirnya berhasil menyalip ipad
pada pertengahan 2012.
2. Pangsa
Pasar dan Tingkat Pengadopsian
Perusahaan
riset Canalys memperkirakan bahwa pada kuartal kedua 2009, Android memiliki
pangsa penjualan telepon pintar sebesar 2,8% di seluruh dunia. Pada kuartal keempat 2010, jumlah ini melonjak menjadi 33%,
menjadi platform telepon pintar terlaris di dunia. Hingga kuartal ketiga 2011, Gartner memperkirakan lebih dari setengah (52,5%) pasar telepon
pintar global dikuasai oleh Android. Menurut
IDC, pada kuartal ketiga 2012, Android menguasai 75% pangsa pasar telepon
pintar global.
Pada
bulan Juli 2011, Google mengungkapkan bahwa terdapat 550.000 perangkat Android
baru yang diaktifkan setiap harinya, meningkat
dari 400.000 per hari pada bulan Mei, dan
secara total, lebih dari 100 juta perangkat Android telah diaktifkan di seluruh
dunia, dengan pertumbuhan 4,4% per minggu. Pada bulan September 2012, 500 juta perangkat Android telah
diaktifkan, dengan 1,3 juta aktivasi per hari. Pada Mei 2013, di Google I/O, Sundar Pichai mengumumkan bahwa total perangkat Android
yang telah diaktifkan berjumlah 900 juta.
Pangsa
pasar Android bervariasi menurut lokasi. Pada bulan Juli 2012, pangsa pasar
Android di Amerika
Serikat adalah 52%, dan meningkat hingga 90 % di RRC. Selama kuartal ketiga 2012, pangsa pasar telepon pintar
Android di seluruh dunia adalah 75%, dengan
total perangkat yang diaktifkan berjumlah 750 juta dan 1,5 juta aktivasi per
hari.
Pada bulan Maret 2013, pangsa
Android di pasar telepon pintar global dipimpin oleh produk-produk Samsung,
yakni sebesar 64%. Perusahaan riset pasar, Kantar, melaporkan bahwa platform
besutan Google menyumbang lebih dari 70% dari seluruh penjualan perangkat
telepon pintar di RRC selama periode ini. Masih pada periode yang sama, tingkat
loyalitas terhadap penggunaan produk-produk Samsung di Inggris (59%) adalah yang tertinggi kedua setelah Apple (79%).
H.
Kelebihan dan kekurangan
android
Kelebihan Android antara lain:
·
Android bersifat open source,
karena bebasis Linux. Sehingga banyak developer yang ingin mengembangkan Android.
· Merupakan realisasi Cloud
Computing, karena semua fitur Google sudah terintegrasi dengan mobile yang
terpasang Android. Contact pada telepon seluler pun akan tersimpan secara
otomatis pada account google.
· Dengan tersedianya Android
Market, cara mendapatkan Android ini pun terbilang mudah.
· Fleksibel, karena bisa
digunakan pada banyak platform hardware.
· Android memberikan pilihan
untuk memilih Hardware yang digunakan.
· Android dapat menjalankan
beberapa Aplikasi pada waktu bersamaan atau disebut juga multitasking.
· Home Screen Informatif, konsep
home screen pada Android seperti windows Mobile di mana segala notifikasi dapat
dipantau dari home screen. Namun Android juga menyediakan tempat bagi
widget-widget notifikasi lain untuk berada di home screen. Cara ini mempermudah
akses info cepat ketimbang home screen di BlackBerry ataupun iPhone.
· Bebas
memodifikasi sistem, Android mengijinkan kamu untuk melakukan jailbreaking
untuk memodifikasi sistem. Selain itu kamu juga bisa melakukan modifikasi pada
ROM sistem. Ada beberapa komunikasi di internet yang menjadi wadah dan
menyediakan customed ROM untuk perangkat Android.
· Setting yang mudah, sistem Android memang diluncurkan demi alasan
kemudahan. Pengesetan ponsel berbasia OS ini untuk keperluan sehari-hari sesuai
keinginan dan aktifitaspribadi bisa dilakukan dengan mudah.
·
Harga relatif murah.
·
Stabil dan tidak mudah eror
atau hang.
Kekurangan Android antara lain:
·
Kurang nyaman untuk telepon.
·
Masih membingungkan bila
pertama pakai.
·
Tidak ada Microdoft office.
·
Harus terkoneksi internet.
·
Belum banyak aplikasi yang
tersedia.
. Boros Baterai, ya memang android
lebih boros dibandingkan dengan OS yang lain. hal ini karena memang OS
ini banyak “process” di background yang mengakibatkan baterai
cepat habis.
I. Perbandingan
antara Android Jelly Bean 4.1 dengan Android Gingerbread 2.3
Android
Jelly Bean 4.1
|
Android Gingerbread 2.3
|
Performa akses internet lebih
cepat dan tampilan browser lebih elegan
|
Akses internet bisa, tapi masih
sederhana dan tampilannya juga masih sederhana
|
Kecepatan prosesorAndroid Jelly
Bean yaitu 1 Ghz
|
Sedangkan Android Gingerbread
hanya 800 Mhz
|
Support Bluetooth V4.0 with A2DP
|
Support Bluetooth V3.0 with A2DP
|
Mendukung format video WMV, MP4,
dan 3GP.
|
Hanya mendukung format video 3GP
dan MP4.
|
Terdapat efek hujan
|
Tidak ada efek hujan
|
Pada Android Jelly Bean dalam
browser terdapat fitur Barrel rol yang dapat menggelindingkan situs seperti
roda
|
Pada Android Gingerbread belum
ada, dan tampilan browser masih sederhana
|
J. Implementasi OS Android Untuk Pendidikan
Implementasi
Android untuk pendidikan disini maksudnya, apa saja kegunaan OS Android untuk
pendidikan. Banyak aplikasi-aplikasi yang menunjang pendidikan yang disuguhkan
oleh Android, diantaranya yaitu:
· 1. Memory
Trainer
Sebuah "Gold Gym untuk otot memori. Aplikasi ini klaim untuk membantu meningkatkan
memori melalui latihan mental biasa. Aplikasi ini khusus target memori
spasial, yang bertanggung jawab untuk merekam informasi tentang lingkungan.
· 2. Capital
Quiz
Uji pengetahuan tentang negara di dunia, serta ibu kota mereka, bendera,
dan mata uang. Tantang teman dan lawan online di game trivia.
· 3. Fact Book
Aplikasi ini pada dasarnya adalah sebuah atlas ponsel digulung menjadi
ensiklopedi. Yah, mungkin tidak cukup. Tapi itu akan memungkinkan
Anda untuk mendapatkan data tentang masing-masing negara seperti populasi,
pengeluaran militer, dan penggunaan ponsel.Kategori termasuk geografi,
penduduk, pemerintah, transportasi, dan militer. Anda juga dapat
menghasilkan diagram dan grafik dari informasi, dan dapat membandingkan negara
menurut kategori.
· 4. Google Sky
Map
Ketika Anda melihat ke langit, rasanya seperti yang Anda cari di salah satu
foto-foto Eye Sihir di mana jika Anda menatap sebuah tempat cukup lama, gambar
seharusnya datang bersama-sama? Aplikasi ini dapat membantu Anda
mengidentifikasi apa yang Anda lihat. Arahkan telepon Anda di langit, dan
aplikasi ini akan menyoroti konstelasi, menarik gambaran yang jelas keluar dari
tumpukan bintang. Ini juga akan mengidentifikasi planet dan benda langit
lainnya. Jika Anda mencari sesuatu yang spesifik, Anda juga dapat
melakukan pencarian.
· 5. Formulas
Lite
Aplikasi ini mengumpulkan bersama beberapa formula yang paling penting dan
sering digunakan untuk matematika, fisika dan kimia. Ini juga termasuk
kalkulator ilmiah dan penerjemah dasar. Jangan berharap untuk bisa lulus
sendiri off sebagai fisikawan kuantum dengan bantuan aplikasi ini, tapi mungkin
membantu Anda melalui beberapa sesi studi yang mendalam.
· 6. Plink Art
Dengan cara yang sama bahwa Google Sky Peta membantu Anda mengidentifikasi
bintang-bintang, Plink Seni membantu Anda mengidentifikasi karya
seni. Mengambil gambar dari apa yang Anda lihat, dan Plink akan
mencocokkannya dengan database dan memberikan rincian mengidentifikasi. Anda
juga dapat menelusuri seni menurut era, gerakan seni, atau galeri, atau hanya
tekan "acak" untuk tak terduga - karya - meskipun mungkin tidak
diketahui.Aplikasi ini sangat bagus untuk menyikat sampai pada pengetahuan sejarah
Anda seni atau untuk menemukan favorit baru!
· 7. Wattpad
Lebih dari 100.000 novel, cerpen, koleksi puisi dan lebih tersedia untuk
download pada aplikasi ini, yang terdiri dari konten yang sama sekali
user-diajukan.
· 8. Sixty Four
Anda dapat belajar membaca tingkat 1 dan 2 Braille dalam aplikasi
ini. Jelas, Anda tidak bisa belajar untuk membacanya dengan sentuhan
(karena layar ponsel tidak akan dibangkitkan), tetapi Anda dapat belajar untuk
membacanya karena melihat - yang berarti bahwa aplikasi ini lebih baik
dimaksudkan untuk akademisi dan mereka yang berharap untuk melatih sebagai
dukungan personil.
· 9. Document
Scanner
Jika Anda membutuhkan dokumen dalam keadaan darurat, atau Anda hanya tidak
merasa seperti mengambil itu untuk memilikinya scan atau fax, Anda dapat
menggunakan aplikasi ini untuk melakukannya pada telepon Anda. Anda dapat
memindai sejumlah halaman dan mengkonversi mereka menjadi satu file. Pdf.
· 10. USA Quiz
Uji pengetahuan Anda tentang ibukota, bendera, nama panggilan, kota, dan lebih
banyak negara bagian Amerika Serikat. Pilih dari empat tingkat kesulitan
yang berbeda saat Anda menantang lawan dalam permainan trivia menyenangkan.
· 11. Deluxe
Moon
Aplikasi ini memungkinkan Anda mempelajari lebih lanjut tentang bulan dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sehari-hari Anda. Fitur termasuk nama dan gambar dari
fase bulan, zodiak tanda saat fase bulan, informasi tentang, bulan terbit
siklus bulan dan waktu moonset, dan banyak lagi.
· 12. Kids
Numbers and Math
Anak-anak prasekolah
bisa mendapatkan bantuan belajar jumlah mereka dan mengembangkan kemampuan
dasar matematika dengan bantuan aplikasi ini. Penambahan, pengurangan, dan
nomor belajar adalah fitur utama, tetapi ada juga latihan lanjut
opsional.Pilihan bahasa termasuk Inggris, Cina, Jepang, Perancis, Jerman,
Spanyol, Italia, dan Rusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Android memiliki kemudahan dalam penggunaanya,dan dinilai sebagai
sistem operasi yang dapat bekerja dengan stabil,cepat dan kuat untuk semua
aplikasi. Bisa di bilang Android merupakan sistem operasinya orang yang
gemar utak atik handphone karena dengan Google Android App Market
anda bisa men-download berbagai aplikasi dengan gratis.Android
juga merupakan salah satu sistem operasi yang kaya manfaat di indonesia. Tetapi
masyarakat di indonesia belum begitu mengetahui tentang manfaat android bagi
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu mari kita menggunakan sistem operasi android
agar banyak orang memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.Tentunya ini
menjadikan pilihan bagi kamu yang menginginkan kemudahan komputasi dalam satu
genggaman,bayangkan jika kamu dapat menggunakan ponsel dengan kemampuan sebuah PC. Selain itu sistem operasi Android juga merupakan sistem
operasi berbasis Linux. Sistem operasi Android dinilai sangat menarik karena
dalam Android terdapat banyak animasi dan aplikasi-aplikasi menarik, lucu dan
juga ada yang untuk pendidikan. Ini sangat baik untuk anak-anak kecil yang suka
dengan gadget android lalu diarahkan untuk belajar sekaligus bermain melalui
aplikasi yang disuguhkan Android
C.
Saran
Saya menyarankan anda untuk
menggunakan sistem operasi Android, karena sistem operasi Android
merupakan sistem operasi yang merakyat dengan setting yang mudah. Android
juga bisa dikembangkan sendiri dengan menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk
digunakan oleh bermacam piranti bergerak.
DAFTAR
PUSTAKA
(http://www.samsung.com/in/promotions/galaxycamera/?pid=in_home_thelatest_left1_galaxycamera_20120830).

thx boss coretannya sangat membantu.
BalasHapus